Rabu, 14 Mei 2014

ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR


Pendekatan Praktik Kebidanan Melalui Paguyuban

Disusun Oleh :
Tri Rika Sri Megawita (13140115)

DIV BIDAN PENDIDIK
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2013/2014

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Negara Indonesia memiliki bermacam-macam agama dan budaya. Selain itu bangsa Indonesia juga memiliki begitu banyak kesenian tradisional serta perkumpulan-perkumpulan dari berbagai suku /kesamaan yang biasanya disebut paguyuban.
Dalam memberikan praktek pelayanan kebidanan perlu kita lakukan pendekatan diantaranya pendekatan melalui agama, kesenian tradisi, paguyuban serta dengan cara-cara lainnya. Hal tersebut bertujuan untuk memudahkan masyarakat menerima bahwa pelayanan atau informasi yang diberikan petugas bukanlah sesuatu yang tabu.
Dalam memberikan pelayanan kebidanan seorang bidan tebih bersifat Promotif dan Preventif bukan bersifat Kuratif, serta mampu menggerakkan Peran Serta Masyarakat dalam upaya sesuai dengan prinsip-prinsip PHC.
Seorang bidan juga harus memiliki kompetensi yang cukup berkaitan dengan tugas, peran serta tanggungjawabnya dalam menggerakkan PSM khususnya berkaitan dengan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, bufas, bayi baru lahir, anak remaja dan usia lanjut.

1.2 Rumusan Masalah.
1. Apa pengertian paguyuban ?
2. Apa ciri-ciri dan tipe paguyuban ?
3. Bagaimana pendekatan praktik kebidanan melalui paguyuban ?

1.3 Tujuan
1.Mengetahui pengertian paguyuban.
2.Mengetahui ciri-ciri dan tipe paguyuban.
3. Mengetahui bagaimana pendekatan praktik kebidanan melalui paguyuban.

1.4 Manfaat
1.Dapat mengetahui dan memahami arti pendekatan melalui paguyuban.
2. Dapat mengaplikasikan pendekatan paguyuban dalam kehidupan bermasyarakat.
3.Memudahkan petugas kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENDEKATAN DALAM SISTEM PAGUYUBAN
                                             
2.1.1       Pengertian
Paguyuban atau Gemeinschaft adalah suatu kelompok atau masyarakat yang diantara para warganya di warnai dengan hubungan-hubungan sosial yang penuh rasa kekeluargaan, bersifat batiniah dan kekal,serta jauh dan pamrih-pamrih ekonomi.

2.1.2      Ciri-ciri Paguyuban
Menurut Ferdinand tones cirri-ciri pokok dari paguyuban antara lain :
1 Intimate : hubungan menyeluruh yang mesra
2 Private : hubungan bersifat pribadi, yaitu khusus untuk beberapa orang saja
3 Exclusive : bahwa hubungan tersebut hanyalah untuk “kita” saja
dan tidak untuk orang lain diluar “kita”.
Sedangkan secara umum cirri-ciri paguyuban yaitu :
1.Adanya hubungan perasaan kasih sayang
2.Adanya keinginan untuk meningkatkan kebersamaan
3.Tidak suka menonjolkan diri
4.Selalu memegang teguh adat lama yang konservatif
5.Sifat gotong royong masih kuat
6.Hubungan kekeluargaan masih kental

2.1.3     Tipe Paguyuban
Memiliki tiga tipe yang ada di masyarakat yaitu :
1.Paguyuban karena ikatan darah (Gemeinschaft by blood )
 Yaitu paguyuban bedasarkan keturunan contoh kelompok kekeluargaan,keluarga besa
2.
Paguyuban karena tempat (gemeinschaft by place )
Yaitu paguyuban yang terdiri dari ornag-orang yang berdekatan tempat tinggal sehingga dapat saling tolong menolong contohnya arisan,RT,RW,karang taruna,PKK,pos kambling, atau ronda
3.      Paguyuban karena jiwa pikiran(gemneinschaft by mind)
Yaitu paguyuban yang terdiri dari orang yang tidak mempunyai hubungan darah atau tempat tinggalnya tidak berdekatan, akan tetapi mereka mempunyai jiwa dan pikiran yang sama,paguyuban semacam itu tidak sekuat dengan ikatan paguyuban berdasarkan keturunan.contohnya organisasi.

2.1.4     Pembahasan pelayanan kebidanan dengan pendekatan Paguyuban
Paguyuban atau gemeinschft adalah suatu kelompok atau masyarakat yang diantara para warganya di warnai dengan hubungan – hubungan sosial yang penuh rasa kekeluargaan, bersifat batiniah dan kekal, serta jauh dan pamrih  - pamrih ekonomi.
Dalam rangka peningkatan kualitas dan mutu pelayanan kebidanan diperlukan pendekatan-pendekatan khususnya paguyuban.untuk itu kita sebagai tenaga kesehatan khususnya calon bidan agar mengetahui dan mampu melaksanakan berbagai upaya untuk meningkatkan peran aktif masyarakat agar masyarakat sadar pentingnya kesehatan.misalnya saja dengan mengadakan kegiatan posyandu di puskesmas puskesmas.

BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Dari penjelasan makalah di atas dapat disimpulkan bahwa panguyuban adalah bentuk kehidupan “bersama dimana dimana anggotanya dekat oleh hubungan batin yang murni bersifat alamiah serta bersifat kekal
Kita dapat mengetahui sistem paguyuban yang tersebar di masyarakat. Dengan begitu kita sebagai seorang bidan dapat menyesuaikan dan menerapkan dalam praktek kebidanan bedasarkan sistem paguyuban yang ada di masyarakat.
B. Saran
Dengan mempelajari teori paguyuban ini diharapkan suatu bidan dapat memahami adat di suatu daerah.  Sehingga dapat kita terapkan dan diaplikasikan dalam praktik kebidanan.



Daftar pustaka

http://marisisinaga.blogspot.com/2010/11/seni-dan-paguyuban.html
http://dhioerla.blogspot.com/2010/11/cara-pendekatan-sosial-budaya-dalam.html





Tidak ada komentar:

Posting Komentar