Dosen: Gusnam Haris, M.Ag
FALSAFAH ISLAM
Secara etimologis, Islam berasal
dari kata aslama-yuslimu-islam-salam atau salamah, yaitu tunduk
kepada kehendak Allah SWT agar mencapai salam/salamah
(keselamatan atau kedamaian) di dunia dan akhirat. Prosesnya disebut islam
dan pelakunya disebut muslim.
Secara filosofis, islam adalah
proses bukan tujuan. Pengertian ini berarti apapun kehendak Allah yang jika
diikuti, atau manusia berproses sesuai dengan kehendak Allah tersebut, akan
menghantarkan kepada keselamatan dan kedamaian dari dunia sampai akhirat.
Kehendak Allah terdapat dalam tiga ayat (tanda-tanda kebesaran atau
hukum-hukum Allah), pertama, ayat Quraniyah, yang terdapat dalam Al-quran. Kedua ayat
kauniyah, yang terdapat di jagad raya (kosmos). Ketiga ayat insaniyah, yang
terdapat dalam diri manusia.
SUMBER AJARAN
Sumber ajaran Islam adalah Al-Quran
dan Hadis
Al-Quran: adalah Kalam Allah yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad
Hadis: adalah segala hal mengenai Nabi
Muhammad, perkataan, perbuatan, dan persetujuannya.Yang merupakan penjelasan
dan contoh tentang aplikasi Al-Quran dalam kehidupan.
FUNGSI BAGI KEHIDUPAN
Fungsi agama dalam kehidupan ini
adalah untuk keselamatan dan kedamaian manusia di dunia. Segala aturan, baik
perintah maupun larangan dalam ajaran Islam, bermuara pada tujuan berikut:
1.
Untuk menjaga agama itu sendiri; perintah sholat, puasa, zakat, dan haji.
2.
Untuk menjaga nyawa; dilarang membunuh.
3.
Untuk memelihara akal; dilarang menkomsumsi sesuatu yang merusak akal,
(narkoba).
4.
Untuk memelihara harta; dilarang mencuri dll.
5.
Untuk memelihara keturunan; diperintahkannya untuk nikah.
6.
Untuk memelihara lingkungan; perintah untuk mengembangkan tanah yang kosong.
PRINSIP-PRINSIP KEHIDUPAN
Pandangan
Islam adalah;
Alam semesta ini diciptakan oleh Tuhan Yang Maha
Esa. Dia yang menciptakan, dan Dia adalah Tuhan yang tidak ada tandingannya,
berdaulat dan memberi rizki. Seluruh alam bergerak atas perintah
ke-Tuhanan-Nya. Dia Maha Bijaksana, Maha Berkuasa dan Maha Kekal. Dia Maha
Mengetahui apa yang kelihatan dan apa yang tersembunyi. Dia adalah Subbah
dan Quddus (bebas dari segala kekurangan, kelemahan, dan kesalahan dan
Suci dalam segala hal). Ke-Tuhanan-Nya itu bebas dari sifat memihak dan tidak
adil.
Manusia adalah makhluk-Nya, hamba dan
pesuruh-Nya, dan dilahirkan untuk melayani dan memahami-Nya. Jalan hidup
yang benar bagi seorang manusia adalah dengan mematuhi-Nya secara sempurna.
Bukanlah yang menentukan cara menyembah dan mematuhi-Nya, tetapi Allah-lah yang
menentukannya. Allah kerap kali mengirim Nabi-nabi untuk menunjuki manusia, dan
dengan perantaraan mereka, mengirimkan pula kitab-kitab-Nya. Adalah kewajiban
manusia untuk mengambil tata-tertib kehidupannya dari sumber-sumber bimbingan
Allah ini. Manusia bertanggung jawab kepada Allah atas segala
perbuatannya dalam kehidupan. Waktu untuk menyerahkan pertanggungjawaban itu
adalah nanti di akhirat dan bukan di
atas dunia ini.
Kehidupan dunia yang tidak begitu lama ini
sebenarnya adalah suatu kesempatan untuk mempersiapkan diri menghadapi ujian
besar itu. Dalam kehidupan ini segala usaha manusia haruslah dipusatkan pada
tujuan untuk mencari keridhaan dan rahmat Allah bagi kepentingan akhirat. Dalam
masa percobaan ini setiap orang bertanggung jawab atas segala kepercayaan dan
tindak tanduknya. Nanti akan ada pemeriksaaan yang adil atas tingkah lakunya
dalam kehidupan dunia, yang akan dilakukan oleh Dia Yang Memegang catatan yang
lengkap dan teliti; tidak hanya mengenai (sekecil apapun) tindakan, gerakan,
dan pengaruhnya terhadap apa yang ada di dunia ini, tetapi juga catatan
gagasan-gagasan perasaan dan niat yang paling tersembunyi.
Prinsip-prinsip Hidup Bermasyarakat
1.
Persamaan Rasial Manusia
“ Hai sekalian manusia, bertaqwalah
kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan daripadanya
Allah menciptakan isterinya dan daripada keduanya Allah memperkembangkan
laki-laki dan perempuan yang banyak… (an-Nisak:1)
2.
Persaudaraan Sesama Manusia.
“Wahai manusia, sesungguhnya kami
menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan
kamu bersuku-suku dan berbangsa-bangsa supaya kamu saling kenal.” (al-Hujarat:
13)
3.
Toleransi Beragama
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki)
agama (Islam)…”(al-Baqarah: 256)
4.
Tolong Menolong Dalam Kebajikan.
“ ..Tolong menolonglah dalam
(mengejakan) kebajikan dan taqwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa
dan pelanggaran… “ (al-Maidah: 2)
5.
Keadilan Untuk Semua
“ … Andaikan Fatimah binti Muhammad
yang mencuri, aku aku tegakkan hukumnya…” (al-Hadis).
Fungsi Perbedaan dalam Islam
1.
Untuk
saling mengenal dan memahami.
2.
Untuk
saling memanfaatkan tolong-menolong
3.
Untuk
ujian bagi manusia dalam kehidupan ini.
-------------- G.H.-------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar