“HEPATITIS B”
D i s u
s u n O l eh :
Nama : Tri Rika Sri
Megawita
Kelas : B.10.2
Prodi : D4-Bidan Pendidik
Fakultas : Ilmu Kesehatan
Universitas
Respati Yogyakarta
2013
PENDAHULUAN
Hati adalah salah satu organ yang paling
penting. Organ ini berperan sebagai gudang untuk menimbun gula, lemak, vitamin
dan gizi. Memerangi racun dalam tubuh seperti alkohol, menyaring produk-produk
yang tidak berguna lagi dari darah dan bertindak sebagai semacam pengaruh
bagian tubuh yang menjamin terjadinya keseimbangan zat-zat kimia dalam sistem
itu.
Salah satu penyakit yang menyerang hati
adalah penyakit hapatitis. Istilah ” Hepatitis ” dipakai untuk semua jenis
peradangan hati (liver) disebabkan mulai dari virus atau obat-obatan. Virus
yang menyebabkan penyakit ini berada dalam cairan tubuh manusia yang
sewaktu-waktu bisa ditularkan keorang lain. Beberapa jenis virus hepatitis yang
diketahui diantaranya adalah : Hepatitis A, Hepatitis B, Hepatitis C, Hepatitis
D, Hepatitis F, dan Hepatitis G. Manifestasi penyakit hepatitis akibat virus
bisa akut (Hepatitis A), bisa kronik (Hepatitis B & Hepatitis C) dan bisa
juga kemungkinan menjadi kanker hati (Hepatitis B).
Perbedaan antara virus hepatitis ini terlatak
pada kronisitas infeksi dan kerusakan jangka panjang yang ditimbulkan.
Untuk mendeteksi adanya penyakit
hepatitis perlu dilakukan serangkaian tes fungsi hati dan sifatnya enzimatik
(menguji kadar enzim), yaitu :
Enzim
yang berkaitan dengan kerusakan hati antara lain SGOT, SGPT, GLDH, LDH.
Enzim yang berhubungan dengan adanya penanda
adanya sumbatan pada kantung empedu, yaitu gamma GT dan alkali phosfatase.
Enzim yang berhubungan dengan kapasitas
sintesis hati, yaitu kolinesterase.
Pemeriksaan
dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan serologi (sel), yaitu : HbsAg, HbeAg, anti
Hbe dan anti HBv DNA.
Jika
serangkaian tes menandakan adanya gangguan hati dan diagnosa menunjukan adanya
hepatitis.
HEPATITIS B
1.Definisi :
Hepatitis B adalah penyakit
hati. Disebabkan oleh virus Hepatitis B. Penyakit ini merupakan penyakit
yang jauh lebih berbahaya dibandingkan
dengan Hepatitis A. Kebanyakan infeksi Hepatitis B dapat disembuhkan dalam waktu 1 sampai 2 bulan tanpa pengobatan.
Ketika infeksi lebih dari 6 bulan,
maka akan menyebabkan Hepatitis B kronis, yang menjadi :
- Inflamasi kronis dari Hati
- Cirrhosis
- Kanker Hati
- Gagal Hati
- Kematian
- Inflamasi kronis dari Hati
- Cirrhosis
- Kanker Hati
- Gagal Hati
- Kematian
2. Deskripsi
mikroorganisme penyebab Hepatitis B
Penyebab Hepatitis B merupakan cikal
bakal dari faktor seseorang bisa terkena penyakit hepatitis b ini. Masalah
Hepatitis ini memang bisa terjadi akibat penyebab utamanya yaitu Virus
Hepatitis B (VHB). Jenis penyakit Hepatitis B ini dapat terjadi pada siapa saja
dan tentunya tidak memandang usia calon penderita penyakit hepatitis b ini.
Untuk Masalah Penyakit Hepatitis ini bila diantara anda yang sedang mencari
solusi untuk mengatasi masalah ini jangan cemas dan bingung karena kami
mempunyai solusi untuk mengatasi masalah anda tersebut yaitu dengan pengobatan
herbal alami. Obat Herbal Solusi masalah
anda tersebut yaitu dengan Jelly Gamat Luxor. Pemesanan Herbal Klik Pesan Jelly
Gamat Luxor. Terima Kasih, Salam Sehat
Sedikit Mengenai, Apa itu Hepatitis B
dan Penyebab Hepatitis B ? Pengertian Hepatitis B adalah Suatu jenis penyakit
menular dan tentunya berbahaya yang di sebabkan oleh virus hepatitis b. Jenis
Hepatitis B ini masuk dalam kategori hepatitis akut atau menahun. Jenis
hepatitis B dapat menimbulkan peradangan dan kerusakan sel-sel hati, virus
mampu bertahan dan menetap di dalam tubuh, sehingga bersifat kronis dan
selanjutnya berpotensi merusak jaringan hati secara perlahan. Akhirnya organ
hati rusak, mengecil, dan mengeras (sirosis) atau timbul kanker hati. Indonesia
termasuk negara endemic jenis hepatitis B ( VHB ). Setiap 100 orang,
diperkirakan 2-10 orang terinfeksi jenis hepatitis B ini, terutama di provinsi
Nusa Tenggara Barat dan di provinsi-provinsi bagian timur Indonesia. Tidak cuma
Indonesia, ternyata China dan negara-negara Asia Tenggara termasuk Indonesia
merupakan negara dengan tingkat endemisitas infeksi hepatitis B tinggi, yaitu
setiap 100 orang ada delapan orang positif menderita jenis hepatitis B.
sehingga penyakit jenis hepatitis yang merupakan penyakit yang harus diwaspadai
dengan seksama dapat dikatakan sebagai salah satu pengertian hepatitis B.
Penyebab Hepatitis B yang utama tentu saja adalah virus hepatitis B. Virus ini
termasuk dalam kelompok hepadnavirus yang terdiri atas nucleocapsid core
(HBcAg) yang pada bagian luarnya dikelilingi oleh lapisan lipoprotein berisi
antigen (HBsAg). Di dalam tubuh, virus hepatitis B ini memerlukan sel hati
untuk dapat berkembang biak.
3. Gejala Hepatitis B
Kadang-kadang tidak ada gejala hepatitis
pada minggu-minggu pertama setelah terinfeksi fase akut. Tetapi ketika mereka
terjadi, gejala-gejala hepatitis B dapat termasuk kelelahan, mual, nafsu makan
yang buruk, sakit perut, demam ringan, atau kulit atau mata kuning (jaundice.)
Bila hepatitis B menjadi kronis, mereka mungkin tidak menimbulkan gejala selama
bertahun-tahun. Pada saat ada tanda-tanda peringatan, hati mungkin sudah rusak.
Banyak orang dewasa yang menderita
hepatitis B memiliki gejala ringan untuk waktu singkat dan kemudian menjadi
lebih baik sendiri. Tetapi beberapa orang tidak bisa membersihkan virus
hepatitis B dari tubuh mereka, yang akhirnya menyebabkan infeksi jangka
panjang. Hampir 90 persen dari bayi yang mendapatkan virus akan membawanya bersama
mereka seumur hidup. Seiring waktu, hepatitis B kronis dapat menyebabkan
masalah serius seperti kerusakan hati, gagal hati, dan kanker hati.
Pada
hepatitis kronik B ada 3 fase ,yaitu: fase imunotolerans, fase replikatif dan
fase integrasi.
4. Cara Penularan
Hepatitis B merupakan bentuk Hepatitis
yang lebih serius dibandingkan dengan jenis hepatitis lainnya. Penderita
Hepatitis B bisa terjadi pada setiap orang dari semua golongan umur. Ada
beberapa hal yang dapat menyebabkan virus Hepatitis B ini menular.
Secara
vertikal, cara penularan vertikal terjadi dari Ibu yang mengidap virus
Hepatitis B kepada bayi yang dilahirkan yaitu pada saat persalinan atau segera
setelah persalinan.
Secara
horisontal, dapat terjadi akibat penggunaan alat suntik yang tercemar, tindik
telinga, tusuk jarum, transfusi darah, penggunaan pisau cukur dan sikat gigi
secara bersama-sama (Hanya jika penderita memiliki penyakit mulut (sariawan,
gusi berdarah,dll) atau luka yang mengeluarkan darah) serta hubungan seksual
dengan penderita.
Sebagai antisipasi, biasanya terhadap
darah-darah yang diterima dari pendonor akan di tes terlebih dulu apakah darah
yang diterima reaktif terhadap Hepatitis, Sipilis dan HIV.
Sesungguhnya,
tidak semua yang positif Hepatitis B perlu ditakuti. Dari hasil pemeriksaan
darah, dapat terungkap apakah ada riwayat pernah kena dan sekarang sudah kebal,
atau bahkan virusnya sudah tidak ada. Bagi pasangan yang hendak menikah, tidak
ada salahnya untuk memeriksakan pasangannya untuk menenularan penyakit ini.
5. Pemeriksaan
Hepatitis B
Ada tiga
pemeriksaan standar yang biasa digunakan untuk menegakkan diagnosa infeksi
hepatitis B yaitu:
- HbsAg (hepatitis B surface antigen) :
adalah satu dari
penanda yang muncul dalam
serum selama infeksi dan dapat dideteksi 2 -8 minggu
sebelum munculnya kelainan kimiawi dalam
hati atau terjadinya
jaundice (penyakit kuning). Jika
HBsAg berada dalam darah lebih dari
6 bulan berarti terjadi infeksi kronis. Pemeriksaan HBsAg bisa mendeteksi
90% infeksi akut.
Fungsi dari pemeriksaan HBsAg diantaranya :
-indikator paling penting adanya infeksi virus hepatitis B
-mendiagnosa infeksi hepatitis akut dan kronik
-tes penapisan (skrining) darah dan produk darah (serum, platelet dll)
-skrining kehamilan - Anti HBs (antobodi terhadap hepatitis B surface antigen): jika hasilnya “reaktif/positif” menunjukkan adanya kekebalan terhadap infeksi virus hepatitis B yang berasal dari vaksinasi ataupun proses penyembuhan masa lampau.
- Anti
HBc (antibodi terhadap antigen inti hepatitis B): terdiri dari 2 tipe
yaitu Anti HBc IgM dan Anti HBc IgG.
Anti HBc IgM: - muncul 2 minggu setelah HBsAg terdeteksi dan bertahan hingga 6 bulan.
-berperan pada core window(fase jendela) yaitu saat dimana HBsAg sudah hilang tetapi anti-HBs belum muncul
Anti HBc IgG: -muncul sebelum anti HBcIgM hilang
-terdeteksi pada hepatitis akut dan kronik
-tidak mempunyai efek protektif
Interpretasi hasil positif anti-HBc tergantung hasil pemeriksaan HBsAg dan Anti-HBs.
6. Peran
Bidan Dalam Pencegahan Penyakit Hepatitis B
Upaya
pencegahan merupakan hal terpenting karena merupakan upaya yang paling
cost-effective, upaya pencegahan dibagi menjadi dua yaitu upaya yang bersifat
umum dan upaya yang lebih spesifik (imunisasi HVB). Pencegahan umum berupa :
1. Uji tapis
donor darah dengan uji diagnosis yang sensitif.
2. Sterilisasi
instrumen secara adekuat-akurat. Alat dialisis digunakan secara individual.
Untuk pasien dengan HBV disediakan mesin tersendiri. Jarum disposable
dibuang ke tempat khusus yang tidak
tembus jarum.
3. Tenaga medis
senantiasa menggunakan sarung tangan.
4. Perilaku
seksual yang aman
5. Penyuluhan
agar para penyalahguna obat tidak memakai jarum secara bergantian
6. Mencegah
kontak mikrolensi , menghindar dari
pemakaian alat yang dapat menularkan
HVB(sikat gigi, sisir) berhati-hati dalam menangani luka terbuka.
7. Skrining ibu
hamil pada awal dan pada trimester ke-3 kehamilan, terutama ibu yang beresiko
terinfeksi HVB. Ibu hamil dengan HVB (+), ditangani terpadu.segera setelah bayi
lahir di imunisasi aktif dan pasif terhadap HVB.
8. Skrining
populasi resiko tinggi tertular HVB.
Imunisasi
Imunisasi
dapat berupa aktif dan pasif.untuk imunisasi pasif digunakan hepatitis B imunne globulin (HBIg) yang
dibuat dari plasma manusia yang mengandung anti HBs titer tinggi (>100000
UI/ml). Dapat memberikan proteksi secara cepat untuk jangka waktu Yng terbatas
(3-6 bulan).
Pada orang
dewasa, HBIg diberikan dalam jangka waktu 48 jam setelah terpapar VHB. Kegunaan
akan menurun apabila digunakan beberapa hari setelah paparan. HBIg yang
bersamaan diberikan vaksin VHB, selain memberikan proteksi secara cepat,
kombinasi ini juga memberikan proteksi jangka panjang.
Imunisasi
aktif diberikan pada bayi baru lahir dalam waktu 12 jam pertama.
PENUTUP
1.Kesimpulan
Hepatitis adalah penyakit yang menyerang hati
yang disebabkan oleh virus atau obat-obatan. Penyakit ini merupakan masalah
kesehatan yang besar, dapat menyerang laki-laki maupun perempuan dengan
gejala-gejala klinis seperti lelah, demam, mual, muntah, diare, mata kuning,
dan lain-lain atau dapat pula penyakit ini timbul tanpa gejala sehingga tidak
terdeteksi. Sebagian pasien hepatitis B akan berkrembang menjadi hepatitis
kronik yang berakhir dengan sirosis hati beserta komplikasinya, seperti : koma
hepatik dan kasinoma hepatoseluler. Penyakit hepatitis ini merupakan penyakit
yang dapat menular melalui air liur, kontak seksual, transfusi darah, jarum
suntik dan alat-alat yang terkontaminasi oleh virus hepatitis. Penyakit ini
dapat terdeteksi oleh pemeriksaan laboratorium khususnya pemeriksaan immunologi
mencakup pemeriksaan HbsAg, HbeAg, Anti-Hbe, HbcAg, HBv-DNA. Terapi untuk
infeksi VHB masih merupakan masalah yang sulit karena angka respon pengobatan
yang rendah dan angka relaps yang tinggi. Imunisasi merupakan pilihan utama
untuk pencegahan dengan angka keberhasilan yang tinggi.
2.Saran
Dalam hal ini yang perlu kita lakukan untuk
mencegah penyakit ini sebaiknya masyarakat lebih menjaga diri dari keterpaparan
penyakit ini dan lebih dini untuk memeriksakan diri ke dokter.
Infeksi hepatitis terjadi dengan menyerang
salah satu organ paling penting yaitu hati. Untuk mengurangi keterpaparan
infeksi hepatitis dapat dilakukan usaha-usaha pengobatan sebagai berikut :
Ø Memeriksakan
diri ke dokter
Ø Pemberian
obat secara rutin
Ø Pemberian
vaksin
Ø Menjalankan
pola hidup sehat
Ø Hindari
aktifitas berat
Mudah-mudahan dengan saran yang kami berikan
dapat membantu dalam pengurangan jumlah penderita hepatitis di kalangan
masyarakat terutama di Indonesia.
Daftar
pustaka
Nurul Akbar,Rino A Gani, Widayat
D, Sumaryono,HMS Noer Soemarno, L Geng Tao. The evectivenest of Synthetic
Analogue of Scinzandrin C in Treatment of Cronic Hepatitis. Chenese Medical
Jurnal 1998;III:248-251.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar